Jembatan Ampera
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Ada
yang tahu gambar diatas? AYOOOOOOO ditebak nih gengss?!! Cup.. pasti yang baca
pada tahu kannn? Iyaa kann? Okeoke kalo temen-temen masih belum tahu jembatan
ciri khas dari daerah mana, kesempatan kali ini aku kasih taahuu yaaa……………!
Gambar
diatas merupakan salah satu ciri khas dari KOTA PALEMBANG, PROPINSI SUMATERA
SELATAN? NAHHHHHH ADA YANG BINGUNG GA LETAK KOTA TERSEBUT DI BAGIAN MANANYA PETA???
HEHEHEEE YANG PASTI DI PULAU SUMATERA LAH YAAAA!! Temen-temen diem-diem aja
yaaa, kenapa aku bahas Kota ini, yahhhh karena ……………………. (tebak sendiri).
Ada yang ingat sama Raja Balaputradewa ga? Nah. Raja ini nih,
dari kerajaan sriwijaya temen-temen. Propinsi Sumatera Selatan itu sendiri sejak berabad yang lalu dikenal
juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya, pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi
wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan
kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya
bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad
ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini
pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara
terutama dari negeri china Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang
yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang.
Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota
Kerajaan.
Kalau datang ke Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan ini.. kurang pas jika belum berfoto dengan latar belakang Jembatan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera). Jembatan yang terbentang di atas Sungai Musi Kota Palembang ini memiliki panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi 63 meter. Awalnya, semua bagian tengah jembatan ini bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat. Namun sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Sebab, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Temen-temen ada sejumlah fakta mengenai Jembatan Ampera ini..
ayo kita simak!
1. 1. Dibangun menggunakan dana rampasan perang
Ide membangun jembatan hingga dapat
menghubungkan dua daratan di Kota Palembang, sebetulnya sudah ada sejak zaman
Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Wali Kota Palembang diduduki oleh
Le Cocq de Ville, tahun 1924.
Pada masa kemerdekaan, gagasan itu
kembali muncul, DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan lagi
pembangunan jembatan saat sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956.
Pada saat itu, anggaran yang
dimiliki Kota Palembang yang akan digunakan sebagai modal awal membangun
jembatan sekitar Rp 30 ribu. Tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang
terdiri dari Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar,
dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Kemudian, Wali Kota Palembang, M.
Ali Amin, beserta Wakil Wali Kota, Indra Caya, meminta bantuan Presiden
Sukarno.
Sama halnya dengan dana yang digunakan untuk pembangunan Monas di Jakarta, dana pembangunan Jembatan Ampera juga diambil dari hasil perampasan saat perang Jepang senilai 2,5 miliar Yen. Selain itu, ahli-ahli konstruksi dari Jepang juga turut dihadirkan dalam proyek pembangunan Jembatan Ampera.
2. Diresmikan oleh Letnan Jenderal Ahmad Yani
Pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Bung Karno karena dengan sunguh-sungguh memperjuangkan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Namun pada tahun 1966 terjadi pergolakan gerakan Anti-Soekarno, nama jembatan yang mengambil dari Nama Presiden RI pun diubah menjadi Jembatan Ampera yang artinya Amanat Penderitaan Rakyat.
3. Awalnya bernama Jembatan Bung Karno
Sebagai bentuk apresiasi masyarakat
Palembang kepada Presiden RI pertama, Ir Soekarno, untuk pertama kalinya
Jembatan Ampera dinamai Jembatan Bung Karno.
Akan tetapi, Presiden Soekarno tak
berkenan, terlebih setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika
gerakan anti-Sukarno sangat kuat, maka dipilihlah nama yang memiliki makna
Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera), yang pernah menjadi slogan bangsa Indonesia
pada tahun 1960'an. Sehingga dijuluki Jembatan Ampera
4. 4. Sempat
Menjadi Jembatan Terpanjang di Asia Tenggara
Jembatan ini memiliki panjang mencapai 1.177 meter dengan lebar 22 meter serta tinggi 63 meter. Adapun menaranya memiliki rentang 75 meter dengan massa hingga mencapai 944 ton, lho. Makanya, tidak heran kalau jembatan ini pernah menjadi jembatan terpanjang se-Asia Tenggara pada era 1960-an, ya.
5. Memiliki Jam Analog Raksasa
Sebagai bentuk pembenahan jelang Asian
Games 2018 yang dihelat di Palembang, Jembatan Ampera pun tak lepas dari
perhatian. Jembatan ini dipasangi dua jam analog dengan ukuran besar di kedua
menaranya. Pemasangan jam tersebut menjadikan jembatan ini semakin tampak
modern dan keren, deh.
Oke temen-temen jadi itulah lima fakta
dari keberadaan Jembatan Ampera, semoga kita sebagai masyarakat yang patuh terhadap
aturan dan menjunjung tinggi sejarah bisa menjaga kelestarian ikon budaya nya
yaa! Jangan melakukan perbuatan yang tidak baik dengan salah satunya
mencoret-coret dinding jembatan, tidak membuang sampah ke sungainya dan kita harus sama-sama harus saling menjaga yaa
temen-temen!!
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar