Menjelang 1/4 Abad

Gambar
 Rasanya sudah lama sekali diriku tidak berkata-kata disini, seringkali disimpan didalam hati kemudian berhari-hari di kepala dan lepas di udara. Rindu rasanya, bercerita dengan kata, membebaskan segala pikiran yang tersimpan selama ini. Malam ini detik-detik menjelang seperempat umurku di dunia yang tak abadi ini, masih banyak sekali kurang dari diri ini yang harus selalu diperbaiki dikit demi dikit karena sejatinya tugas manusia adalah senantiasa belajar. Mengenang setiap pencapaian yang didapatkan sampai dengan hari ini, pengalaman, kejadian, peristiwa, yang menjadikan diri ini seperti ini adalah hal yang terbaik dalam hidup, karena waktu tak bisa diulang bukan? Ingin rasanya kembali menjadi anak-anak, yang belum ada beban sama sekali, dan bebas kesana kemari, ingin rasanya kembali seperti itu, tapi tentunya tidak bisa. Dan, aku hanya ingin bersyukur sampai dengan detik ini, diriku yang seperti ini akan menjadi lebih baik lagi, akan mendapatkan pencapaian luar biasa lagi, akan terka

EMPAT BARIS






Ketika mimpi tak dapat kau raih

Percayalah kesempatan kan datang menghampiri

Manfaatkan itu dengan pasti

Agar tak kecewakan diri sendiri


- Penggalan empat baris itu aku buat saat terbang ke Palembang untuk mengikuti Tes PDAM Tirta Tapta Musi akhir Juli tahun 2017. Sebelum mengikuti tes ini aku dihadapkan dengan kegagalan Tes dari Kepolisian kemudian berlanjut dengan kegagalan Tes Kemenkumham, CPNS Basarnas, dan tahun berikutnya di Kepolisian. 

Selama Tes PDAM ini jujur aku tidak serius mengikutinya, hanya iseng-iseng, karena niat awal memang akan mengikuti di tes kepolisian tahun berikutnya, dan ternyata ada hikmah dibalik ini semua.  Tes ini berlangsung dari Juli hingga Oktober dan setiap dua minggu sekali pengumuman langsung di websitenya. 

Tes administrasi aku lolos, lanjut tes potensial lolos, lanjut tes toefl lolos, lanjut tes psikologi lolos, lanjut tes wawancara lolos, tetapi diakhir yaitu pantaukhir tidak lolos, Tuhan berkata lain atas apa yang sedang aku alami. Rencana Tuhan memang indah, aku yang setiap tes ini selalu didampingi oleh ibuku, memang harus kembali dan menciptakan momen-momen terakhir untuk nenekku di Palembang. Karena, saat pengumuman pantokhir aku dinyatakan tidak lolos, tidak lama dari situ kami mendapat kabar bahwa nenekku berpulang ke Rahmatullah. Mari doakan beliau semoga Khusnul Khotimah temen-temen. Al-Fatihah untuk nenekku.

Disisi lain aku juga mengikuti Ujian Saringan Masuk jalur mandiri di UNSRI dengan jurusan psikologi tetapi tidak dapat hehehe. Padahal sejujurnya aku dapat SNMPTN di Universitas Bangka Belitung dengan jurusan Ilmu Politik tetapi aku tidak mendaftar ulang dikarenakan beberapa alasan. Eth! Jangan ditiru yaa! Mungkin kegagalan yang aku alami kemarin juga akibat aku yang tidak bersyukur dengan apa yang aku dapatkan kala itu. 

Aku tak berhenti sampai disitu, satu tahun itu juga aku segera berbenah diri, menumbuhkan semangat yang patah, menyibukkan diri dengan melamar pekerjaan, salah satunya sebagai Sales Regulator Gas. Menjadi sales tak pernah ku bayangkan sebelumnya, terik panas siang bolong, kerjasama tim, penolakan dari warga, rumah yang ditutup, kertas yang dibuang, membuat sesak di dada. Dan kala itu juga aku baru tersadar dari apa yang diomongkan oleh alm. ayahku bahwa benar, "mencari uang itu susah". 

Mei 2018 ku dapati lagi kegagalan tetapi beruntung aku menyiapkan cadangan yaitu Tes IPDN, awalnya keluargaku tidak setuju dikarenakan anggapan tentang terdahulu mengenai IPDN bahwa masih ada kekerasan antar senior-junior, sempat aku tidak mendapatkan restu dari orangtua ku, tetapi pada saat tes CAT aku berhasil membuktikan bahwa hasil tes ku mendapat peringkat di 10 besar se-provinsi. 

Dengan pembuktian tersebut bahwa Allah memberikan aku jalan disini, keluargaku mulai luluh dan percaya bahwa mungkin benar rezeki aku disini. Tahap demi tahapan tes aku lalui, dan sampailah aku di tes pusat bertempat di Jatinangor, kali pertama aku meninggalkan keluargaku sendiri dan yang paling ku ingat dari kakak-kakakku mereka berkata bahwa, "Jangan pulang sebelum menggunakan pakaian dinas". Kalimat tersebut membuat aku termotivasi bahwa aku harus berhasil seperti kakak-kakakku dan menjadi kebanggaan bagi mereka semua hingga saat ini dan nanti. 

Penuh syukur ku panjatkan atas doa dari orangtua ku yang sampai ke langit, dijabah oleh Allah SWT, dan penuh harap untuk aku yang masih harus menyelesaikan pendidikan di IPDN kurang lebih satu tahun lagi. Semoga kita selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Amin. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Goresan Kecil di Bulan Mei

EMPAT TAHUN YANG TERLEWATI