Menjelang 1/4 Abad

Gambar
 Rasanya sudah lama sekali diriku tidak berkata-kata disini, seringkali disimpan didalam hati kemudian berhari-hari di kepala dan lepas di udara. Rindu rasanya, bercerita dengan kata, membebaskan segala pikiran yang tersimpan selama ini. Malam ini detik-detik menjelang seperempat umurku di dunia yang tak abadi ini, masih banyak sekali kurang dari diri ini yang harus selalu diperbaiki dikit demi dikit karena sejatinya tugas manusia adalah senantiasa belajar. Mengenang setiap pencapaian yang didapatkan sampai dengan hari ini, pengalaman, kejadian, peristiwa, yang menjadikan diri ini seperti ini adalah hal yang terbaik dalam hidup, karena waktu tak bisa diulang bukan? Ingin rasanya kembali menjadi anak-anak, yang belum ada beban sama sekali, dan bebas kesana kemari, ingin rasanya kembali seperti itu, tapi tentunya tidak bisa. Dan, aku hanya ingin bersyukur sampai dengan detik ini, diriku yang seperti ini akan menjadi lebih baik lagi, akan mendapatkan pencapaian luar biasa lagi, akan terka

MARTABAK HAR - PALEMBANG


Jadi, alesan aku buat nulis mengenai martabak ini karena lagi iseng-iseng buka album foto eh jadi kepengen makan. HM sayangnya lagi ga di Palembang yaa huft. ADA YANG TAHUU SAMA MAKANAN DIATASS????????? AYO ADA YANG BISA JAWAB GA ITU MAKANAN APA? DARI MANA? RASANYA GIMANA? WAH. makanan itu faavorit aku banget loh! Apalagi malam minggu sekarang ini, malem-malem enaknya makan MARTABAK HAR!  Pada waktu ini aku makannya di outlet Masjid Agung Palembang, tepatnya berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, 18 Ilir.

Martabak HAR atau kependekan dari martabak H. Abdul Razaq adalah kuliner yang sudah eksis di Palembang sejak 07 Agustus 1947. Martabak ini memiliki ciri khas disajikan bersama kuah kari kental yang diberi cabai dan kecap asin. 

Sejarah singkatnya dari martabak HAR bermula dari H. Abdul Razaq. Dulu beliau adalah penjual es batu di Jalan Kebumen atau di sekitar wilayah Pasar 16 Palembang. Usaha tersebut terus digelutinya sampai dagangannya benar-benar laris dan beliau pun mulai beralih untuk menjajakan roti chanai. Nah di awal berdagang roti chanai, H. Abdul Razaq ini memanfaatkan gerobak sebagai media jualan. Dalam beberapa waktu, ia berhasil membangun usaha yang lebih besar lagi dan diberi nama Martabak HAR.

APA SIH YANG MEMBUAT MARTABAK INI SPESIAL? HMM  Rupanya martabak ini disajikan tanpa adanya tambahan bumbu penyedap apapun. Secara umum proses pembuatan Martabak HAR hampir sama dengan martabak pada umumnya. Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan antara lain tepung terigu, garam, air, telur ayam, telur bebek, bahan membuat kuah kari, dan yang lainnya.  Dengan adonan yang cukup tebal, kalian akan merasakan kenyang saat memesan satu porsi saja. Harga yang ditawarkan saat itu adalah Rp23.000 untuk telur ayam dan Rp25.000 untuk telur bebek, tempat inipun tak pernah sepi dari pengunjung.

JADI PENASARAN GA GUYS? YOK DATENG KE PALEMBANG DAN RASAKAN SENSASINYA. BEDA LOH KALAU MAKAN LANGSUNG DARI TEMPATNYA! HEHEEEEE :)))

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

EMPAT BARIS

Goresan Kecil di Bulan Mei

EMPAT TAHUN YANG TERLEWATI